Thursday, May 16, 2013

Prediksi Semen Padang Vs SHB Da Nang FC AFC Cup 2013

Jadwal pertandingan AFC Cup Selasa 14 Mei 2013, akan berhadapan Semen Padang Indonesia Vs SHB Da Nang FC Vietnam. Jika tidak ada perubahan, sedianya laga ini akan disiarkan secara tunda oleh RCTI pada pukul 22.30 wib.

Kabau Sirah lolos ke babak 16 besar setelah berhasil menjadi juara Grup E di babak penyisihan. Pelatih Semen Padang, Jafri Sastra mengatakan semua pemain Semen Padang dalam kondisi siap bertanding.

Sayangnya kiper utama Jandia Eka Putra, sepertinya tidak dimainkan akibat mengalami cedera bahu sewaktu bermain dengan Perseman Manokrawi di Sleman dalam lanjutan IPL.

Selain Jandia, pemain lain yang cedera adalah Esteban Vizcarra. Ia mengalami cedera di jari kakinya. Namun Jafri telah mengantongi beberapa nama untuk menggantikan Esteban.

Beberapa nama yang diproyeksikan menggantikan Esteban antara lain Muhammad Nur Iskandar, Hendra Bayauw, dan Ricky Akbar Ohorella.

Di sisi lain SHB Da Nang FC yang merupakan runner-up grup G, juga mengalami masalah pemain. Mereka kemungkinan tak diperkuat dua pemain asingnya lantaran mengalami cedera.

Pemain-pemain asing itu adalah Sabin-Cosmin Goia asal Rumania dan Milorad Janjus asal Serbia. Goia mendapat cedera tepat tiga hari sebelum berangkat ke Indonesia.

Namun tim asuhan Le Hyunh Duc, masih diperkuat dua pemain asing lainnya yaitu Merlo Sebastian Gaston dari Argentina dan Danny David Mrwanda dari Tanzania.

Pertandingan antara Semen Padang Indonesia Vs SHB Da Nang FC Vietnam ini rencananya akan dipimpin wasit asal Jepang, Sato Ryuji.

Berdasarkan regulasi Piala AFC, pertandingan babak 16 besar hanya dilakukan satu kali di kandang juara grup.

Jika berakhir imbang, pertandingan akan dilanjutkan dengan babak perpanjangan hingga adu penalti.

Jadwal Pertandingan Lain:

14 Mei 2013         : Kelantan (Malaysia) vs Kitchee (Hongkong)14 Mei 2013         : Al Faisaly (Jordania) vs Al Riffa (Bahrain)14 Mei 2013         : Kuwait SC (Kuwait) vs Duhok (Irak)15 Mei 2013         : New Radiant SC (Maladewa) vs Selangor (Malaysia)15 Mei 2013         : East Bengal (India) vs Yangon United (Myanmar)15 Mei 2013         : Arbil (Irak) vs Al Shorta (Siria)15 Mei 2013         : Al Qadsia (Kuwait) vs Fanja (Oman)

Perseba Super Vs Deltras Skor 4-1 Hasil DU 2013

Hasil pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia Senin 13 Mei 2013 antara Perseba Super Vs Deltras  Sidoarjo, berakhir 4-1. Dengan hasil ini, Perseba sukses menambah 3 angka di klasemen sementara Divisi Utama.

Bertanding di Stadion Gelora Bangkalan, tuan rumah Perseba membuka peluang di menit ke-4 melalui Perry Somah.

Hanya saja sundulan Perry yang memanfaatkan umpan Danilo Fernando, masih belum menemui sasaran.

Tidak lama kemudian, Perry kembali menciptakan peluang. Namun kali ini sepakan Perry dari luar kotak penalty, masih bisa dibendung kiper Afriyanto.

Menit ke-9 giliran Deltras yang mendapatkan peluang melalui Marzuki. Sayangnya meski tinggal berhadapan dengan kiper Aditya, tendangan Marzuki ketiang dekat masih membentur mistar gawang.

Tuan rumah kembali meendapatkan peluang emas di menit ke-34. Namun tendangan Danilo Fernando yang memanfaat tendangan bebas, masih tipis di atas mistar gawang.

Seisi stadion Gelora Bangkalan akhirnya bersorak, setelah Fandi Ahmad mampu mencetak gol ketika pertandingan babak pertama memasuki menit ke-43.

Fandi yang lepas dari penjagaan Cheick Oumar Doumbia, menuntaskan peluang dengan tendangan melambung.

Hingga 45 menit dan tambahan waktu berakhir, skor sementara 1-0 menutup laga di pertandingan babak pertama.

Di babak kedua Deltras benar-benar tidak mampu menahan gempuran lini depan Perseba. Gol pembuka bagi tuan rumah, tercipta di menit ke-53.

Berawal dari sepak pojok Danilo, Perry sukses memanfaatkan kemelut di depan gawang Deltras sekaligus membuat skor menjadi 2-0.

Tertinggal 2-0, permainan Deltras semakin berantakan. Hingga akhirnya tuan rumah  berhasil menjauh dengan tiga gol di menit ke-60.

Perry yang lepas dari jebakan offside, sukses merobek jala Deltras untuk kali ketiga. Namun tidak membutuhkan waktu lama, tim tamu mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 1-3 pada menit ke-62.

Lepas dari kawalan lini belakang Perseba, Khomad Suharto berhasil mengelabui kiper Aditya Fajar saat berhadapan satu lawan satu.

Sayangnya gawang Deltras kembali harus dibobol tuan rumah, melalui tendangan pinalti di menit ke 73.

Kali ini giliran Danilo yang mencatatkan namanya dipapan skor, setelah melaksanakan tugasnya sebagai algojo pinalti.

Skor 4-1 untuk Perseba Super Bangkalan atas Deltras, akhirnya menutup pertandingan sore hari ini.

Perseba Super: Aditya Fajar, Khodari Amir (Muhammad Nizar, 38'), Miftahul Huda, Heri Santoso, Miftahul Chamli, Victor da Silva (Rahmad Wahyudi, 76'), Danilo Fernando, Feri Aman Saragih (C), Harianto, Perry Somah, Fandi Ahmad (Mone Lohy, 88').Deltras: Afriyanto, Kasiadi, Cheick Oumar Doumbia, Aulia Tri Hartanto (Heri Viandoyo, 83'), Andik Rendika, Jefri Dwi Hadi(C), Khomad Suharto, Sugiharto (Faisal Muttaqin, 46'), Marzuki (Bissa Donald, 57'), Engkus Kuswaha, Komang Mariawan.

Timnas Indonesia Era Jacksen F. Tiago Akan Persipurasentris?

boaz solossa timnas indonesia arab saudi

Timnas Indonesia setelah era Nil Maizar dan Luis Manuel Blanco sangat kental dengan nuansa Persipura Jayapura. Ditunjuknya Jacksen F. Tiago yang notabene arsitek tim Mutiara Hitam sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia, juga Rusdi Maswi yang merupakan manajer Persipura untuk menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia, apakah akan membuat Timnas Indonesia saat ini akan menjadi Persipurasentris?

Meskipun masih terjadi tarik-ulur antara Badan Tim Nasional (BTN) dan pihak manajemen Persipura mengenai status rangkap yang dijabat oleh Jacksen F. Tiago dan Rusdi Maswi di tim Mutiara Hitam sekaligus di Timnas Indonesia, namun BTN dan PSSI telah resmi menunjuk kedua sosok itu untuk berkiprah di tim Merah-Putih.

Tak pelak, nuansa Persipura pun kian menyeruak di tubuh Timnas Indonesia. Apakah nantinya skuat Garuda akan banyak diperkuat oleh para pemain asal Papua yang memang telah terkenal sebagai penghasil talenta sepakbola di Indonesia? Apakah di bawah asuhan Jacksen F. Tiago Timnas Indonesia akan menyerupai tim nasional Spanyol yang didominasi oleh para pemain dari Barcelona dan Real Madrid?

Patrich Wanggai & Okto Maniani Patrich Wanggai & Okto Maniani

Bisa jadi demikian. Pasalnya, di Persipura sendiri banyak terdapat pemain yang sangat layak mengisi skuat Timnas Indonesia. Boaz Solossa, Patrich Wanggai, Ricardo Salampessy, Imanuel Wanggai, Ian Louis Kabes, Ortizan Solossa, Ruben Sanadi, Gerald Pangkali, Yohanes Ferinando Pahabol, Lukas Mandowen, juga David Laly, adalah nama-nama yang keluar-masuk skuat timnas, baik di level senior maupun junior.

Belum lagi potensi sejumlah pemain Persipura yang bukan tidak mungkin juga akan dipanggil ke Timnas Indonesia, seperti Yustinus Pae, Victor Numberi, Philipus Basikbasik, Yohanis Tjoe, Fandry Imbiri, Nelson Alom, Ricky Kayame, atau Yulianus Watora.

Titus Bonai Timnas Titus Bonai

Bukan hanya Persipura, klub-klub asal Papua lainnya, seperti Persiwa Wamena, Persidafon Dafonsoro, atau Persiram Raja Ampat, pun memiliki para pemain yang dirasa cukup pantas menyandang Garuda di dadanya.

Di ketiga klub tersebut tersimpan para talenta Papua, sebut saja Isak Konon, Ricardo Merani, Ferdinando Mote, atau Yesaya Desnam dari Persiwa, kemudian Korintus FingkreuwIzaac Wanggai, dan Izak Ogoai dari Persidafon, juga Stevie Bonsapia, Jendri Pitoy, Elthon Maran, David Uron, serta Steven Hendambo dari Persiram.

Tak cuma itu. Anak-anak Papua yang tersebar di berbagai klub di Indonesia juga punya kemungkinan turut memperkuat Timnas Indonesia, semisal Okto Maniani (Barito Putera), Titus Bonai, Yosua Pahabol, dan Vendry Mofu (Semen Padang).

Vendry Mofu Timnas Indonesia Vendry Mofu

Kemudian ada Valentino Telaubun (Perseman Manokwari), Cornelius Geddy (Persija IPL), Mario Aibekob (PSBS Biak), serta para talenta muda dari tim PON Papua semisal Eldjo Iba, Yorgen Wayega, Amandus Weubun, Ayub Kambuaya, Yonas Magai, dan masih banyak lagi.

Sriwijaya FC: Dzumafo Cedera, Ini Komentar Kas Hartadi

Sriwijaya FC memang berhasil meraih 3 angka, saat melakoni laga perdana putaran kedua ISL menghadapi Persiram. Sayangnya kemenangan itu harus dibayar mahal, akibat cederanya mantan bomber Persib Dzumafo.

Tidak hanya Dzumafo, Sriwijaya FC juga harus menerima pil pahit dengan kambuhnya cedera kiper utama Ferry Rotinsulu.

Bertanding di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Dzumafo & Ferry harus ditarik ke luar lapangan di babak kedua.

Ditariknya Dzumafo karena mengalami cedera engkel, sementara Ferry Rotinsulu mengalami cedera otot.

Menanggapi hal tersebut pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi mengatakan jika kedua pemainnya tersebut tidak dapat melanjutkan pertandingan sehingga harus ditarik ke luar saat pertandingan masih berlangsung.

“Dzumafo dan Ferry mengalami cedera, tapi tampaknya tak parah. Kami yakin mereka segera sembuh dan bisa bermain lagi pada pertandingan berikutnya” harap Kas Hartadi, seusai pertandingan.

Kas Hartadi menambahkan jika peran kedua pemain ini sangat vital pada posisinya masing-masing. Kehilangan kedua pemain tersebut, sedikit banyak dapat  mempengaruhi skema permainan Laskar Wong Kito.

“Pertandingan lawan Persiram agak sedikit keras. Tim tamu bermain cukup bagus, namun kita dapat unggul karena menerapkan strategi langsung menyerang” tambahnya.

Namun Kas Hartadi memuji penampilan Dzumafo di babak pertama. Tidak hanya itu, pelatih asal Solo ini juga memuji penampilan Diego Michiels yang masuk menggantikan Dzumafo.

“Walaupun Dzumafo cedera di babak 2, namun penampilannya di babak 1 cukup memuaskan. Termasuk Diego Michiels yang masuk di babak 2, sudah bisa beradaptasi dengan pemain-pemain yang lain” pungkas Kas Hartadi.

Persib: Sergio van Dijk Tak Harus Bikin Gol di Setiap Laga

sergio van dijk persib kiper

Sejak didatangkan dari Adelaide United, Sergio van Dijk langsung berandil besar bagi Persib Bandung. Striker naturalisasi ini konsisten mencetak 11 gol dari 11 laga sebelum akhirnya terhenti saat Persib melawat ke kandang Persepam Madura United dan Persela Lamongan. Mengenai kandasnya rekor ini, pelatih Persib Jajang Nurjaman mengatakan Sergio van Dijk tak harus bikin gol di setiap laga Persib.

Menurut Jajang Nurjaman, aksi haus gol yang diperlihatkan oleh Sergio van Dijk tak pelak membuat lawan-lawan yang akan akan menghadapi Persib menjadi ekstra waspada. Kemudian, saat bertanding kontra Persib, mereka pun menerapkan pengawalan ketat terhadap Sergio van Dijk untuk mencegah terjadinya gol dari penyerang kelahiran Belanda berdarah Indonesia itu.

Dampaknya, dalam beberapa pertandingan terakhir Persib, Sergio van Dijk kerap tidak leluasa bergerak karena mendapat pengawalan super ketat dari lawan. Meskipun masih tetap mampu membuat gol di laga kandang terakhir Persib, namun Sergio van Dijk akhirnya tak mampu menceploskan sebiji gol pun di tur Jawa Timur.

“Sekarang lawan sudah pada tahu permainan Sergio van Dijk. Setiap main, dia selalu dijaga ketat pemain lawan. Tapi tidak masalah, Sergio tidak harus mencetak gol di setiap pertandingan. Yang penting dia sudah berusaha,” kata Jajang Nurjaman di Bandung belum lama ini.

Jajang Nurjaman menganggap wajar saat Sergio van Dijk tidak mencetak gol di laga melawan Persepam dan Persela. Ia menilai Sergio van Dijk adalah pemain yang tidak ambisius kendati keganasannya di depan gawang sudah terbukti. Menurut Jajang Nurjaman, Sergio van Dijk sangat mengutamakan kepentingan tim ketimbang ambisi pribadi.

“Dia bukan tipikal pemain ambisius seperti itu. Dia berpikir yang penting tim menang,” ujar Jajang Nurjaman.

PSSI Dinilai Egois dalam Mengelola Timnas Indonesia

timnas indonesia skuat arab saudi 2013

PSSI dinilai telah bersikap egois dalam mengelola Timnas Indonesia. Tidak hanya pengurus PSSI saat ini, di kepengurusan PSSI pada era-era sebelumnya juga dianggap hanya mengutamakan kepentingan sendiri dan mengabaikan kebutuhan pelatih serta para pemain Timnas Indonesia. Hal itu diungkapkan eks kapten Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, melalui tulisan di web pribadinya.

Menurut Bepe, para pemain yang memperkuat Timnas Indonesia ibarat bunglon yang harus terus berubah untuk mengikuti gaya egois yang diterapkan oleh PSSI. Pengurus PSSI dinilai tidak mau mengerti betapa tertekannya para pemain Timnas Indonesia saat menelan kekalahan, belum lagi hak-hak pemain dan pelatih yang selalu saja mengalami masalah.

“Dapat Anda bayangkan betapa tertekannya para pemain tim nasional Indonesia yang setiap saat harus siap untuk berubah-ubah seperti bunglon hanya untuk memenuhi budaya instan serta cara berpikir egois dari para pengurus PSSI. Sedangkan masyarakat tidak akan mengerti dan peduli dengan hal tersebut. Ketika tim nasional gagal, maka yang goblok adalah para pemain,” tukas Bepe.

Seringnya PSSI mengganti pelatih Timnas Indonesia juga menjadi sorotan Bambang Pamungkas. Bepe sendiri mengaku pernah mengutarakan pendapatnya mengenai kebijakan PSSI yang terkait pergantian pelatih Timnas Indonesia, namun hal itu masih terus terjadi hingga sekarang. Terakhir, Luis Manuel Blanco yang belum sempat mengawal Timnas Indonesia di ajang resmi sudah didepak dan digantikan oleh Jacksen F. Tiago.

”Tidak hanya menulis, ketika itu saya juga sampaikan kegelisahan saya tersebut kepada pengurus PSSI, mengenai kebijakan yang menurut saya harus dikaji ulang. Akan tetapi pada kenyataannya kebiasaan gonta-ganti pelatih itu tetap saja terjadi hingga saat ini,” keluh Bambang Pamungkas.

”Bagaimana seorang pelatih dapat mengimplementasikan ilmu serta keinginannya dengan maksimal, jika setiap gagal dalam satu turnamen, maka akan langsung diganti oleh pelatih yang lain? Secara tidak langsung, hal tersebut juga akan menjadi kendala yang sangat besar bagi para pemain tim nasional,” lanjut Bepe.

Seharusnya, kata Bambang Pamungkas, PSSI harus lebih menghargai pemain dan apalagi pelatih Timnas Indonesia, bukan malah main pecat seenaknya apalagi disusupi kepentingan pribadi atau golongan.

”Lelucon macam apa ini? Bukan begini cara memperlakukan seorang pelatih tim nasional, bapak-bapak. Apa yang terjadi dengan Alfred Riedl, Wim Rijsbergen, serta Nil Maizar juga tidak kalah memprihatinkan,” ujar Bambang Pamungkas.

”Terlepas dari apapun hasilnya, apa yang terjadi pada Alfred Riedl, Wim Rijsbergen, Nil Maizar, dan Luis Manuel Blanco adalah cerminan betapa tidak menghargainya para pengurus PSSI dalam memperlakukan pelatih tim nasional,” timpalnya.