Friday, June 21, 2013

PSSI Siapkan Sanksi Untuk Pelaku Match Fixing & Rasisme

PSSI melakukan langkah positif dalam menghadapi perilaku Match Fixing & Rasisme di dunia sepakbola nasional. Dengan demikian kelak akan tercipta sebuah kondisi sepakbola yang terbebas dari konflik agama, politik ataupun warna kulit.

Ketika dimintai konfirmasinya, ketua PSSI Djohar Arifin Husin tidak membantah hal tersebut. PSSI juga tidak segan-segan untuk memberikan sanksi bagi suporter yang melakukan tindakan rasis.

Hanya saja Djohar menambahkan jika yang kelak menanggung akibatnya adalah pihak klub. Terkait pemberian sanksi, kesemuanya akan ditangani oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

“Kami ingin kompetisi nasional benar-benar bisa dinikmati masyarakat. Sepakbola harus bisa melampaui batas-batas politik, agama, suku dan warna”

“Terutama di benua yang berbeda seperti Asia dan ikut mempromosikan nilai-nilai sosial dalam masyarakat” ungkap Djohar Arifin.

Djohar menjelaskan jika hal tersebut sudah diterapkan dengan direvisinya Statuta PSSI. Alhasil PSSI zero tolerance terhadap para pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran.

Rasisme yang sudah merebak di Eropa, tidak boleh terjadi di Indonesia. PSSI bertekad melindungi pemain, wasit, manajemen dan ofisial tim.

Djohar menceritakan jika proposal perubahan Statuta tersebut disetujui FIFA dalam Kongres FIFA ke-63, secara aklamasi disetujui oleh konfederasi sepak bola Asia (AFC).

Kesepakatan tersebut dicapai dalam forum AFC confederation meeting yang digelar di Intercontinental Hotel Mauritius, Rabu (29/5/13) siang waktu setempat.

“Semua delegasi yang hadir menerima usulan perubahan Statuta tersebut. Kami menyatakan perang dan akan memberantas rasis dan match fixing atau pengaturan skor” pungkas Djohar Arifin.

Pertemuan dipimpin langsung Presiden AFC Sheikh Salman bin Ibrahim al-Khalifa. Selain itu dihadiri pula 5 Wakil Presiden AFC dan semua anggota eksekutif AFC, Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter.

Sementara itu delegasi Indonesia dihadiri Djohar Arifin Husin, Sekjen Hadiyandra dan Bendahara Husni Hasibuan.

0 comments:

Post a Comment